07 Agustus, 2011

Kita lebih beruntung, tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..........

Sore itu,, ketika adzan magrib berkumandang, aku dan temanku sedang duduk di teras masjid kampus sambil menunggu teman kami (laki-laki) yang sedang berwudhu untuk bersiap sholat magrib. Kebetulan aku dan temanku itu sedang berhalangan sehingga tidak sholat. Kami berdua, tepatnya duduk di samping kanan pintu utama masjid.

Kami terdiam sambil mendengarkan adzan magrib yang sedang berkumandang. Ketika adzan telah selesai, temanku sedang asyik memainkan handphonenya. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri sambil melihat-lihat ke sekitar. Kemudian tiba-tiba mataku menangkap sesosok laki-laki lanjut usia yang mengalami kesulitan untuk berjalan. Kakinya tidak bisa berjalan seperti orang normal. Namun ia masih mampu berdiri.

Mataku tidak lepas dari sosok itu. Pria itu mengambil posisi duduk dintara dua sujud di teras masjid. "Apa yang hendak ia lakukan?", batinku dalam hati. Dia meletakkan tasnya disamping kemudian memulai sholat. Aku tertegun. Ku perhatikan setiap gerakan sholatnya. Dia tidak bisa bergerak dengan normal. Bahkan ketika sujud, dia hanya mampu membungkukkan tubuhnya. Bahkan ketika duduk tahiyat awal maupun akhir, dia mengalami kesulitan.

Airmataku ku pun mengalir deras karena melihat apa yang terjadi dihadapanku. Temanku juga ikut menangis. Kami memandangi pria yang sedang sholat itu sambil menangis. Temanku bertanya padaku, "Kenapa dia ga sholat diatas aja ya?"
"Gimana dia naik tangganya?, air mataku semakin tumpah.

Setelah selesai sholat, aku ingin sekali menghampirinya dan bertanya lebih banyk. Tapi aku tidak berani. Setelah teman-teman kami yang cowok selesai sholat, mereka bingung melihat kami menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar