Setelah aku lulus aku mencoba melamar ke beberapa sekolah swasta, tepatnya sekolah yang bernuansa islami. Alasannya simple, agar aku mendapat banyak ilmu agama dan berada dalam lingkungan yang islami. Karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku kita.
Setelah itu aku dipanggil di suatu sekolah yang jaraknya sangat jauh dari rumah aku. Aku diminta datang kesana 2x, pertama untuk test tertulis + interview, kedua untuk microteaching. Selang beberapa minggu aku dipanggil lagi kesana untuk bertemu dengan pihak yayasan. Ketika aku tiba disana, ternyata bukan pihak yayasan yang menemui aku. Tapi malah kepala sekolah SMP. Dan yang disampaikan beliau adalah "mau tidak mengajar SD?"
Aku terkejut mendengarnya. "Memang kenapa pak? Saya kan melamarnya sebagai guru bidang studi SMP."
Kepsek : "iya, karena belum pasti yang SMPnya ada berapa kelas nantinya. Kalau cuma sedikit, kami tidak menambah guru lagi. Tapi kalau banyak, kemungkinan kami menambah guru lagi."
Aku : "Maaf pak, tapi saya tidak bisa,"
Obrolan berakihir kemudian aku pamit pulang. Aku cuma menarik napas panjang. Pfffffffttttttttt.... Udah jauh-jauh kesana tapi cuma begini doank. Lewat telpon bisa kali ya pak. -____-
Setelah kejadian itu belum ada panggilan lagi dari sekolah tempat aku melamar. Lalu mama menyuruh aku ke bimbel tempat aku ngajar dulu. Barangkali butuh guru. Lumayan ada kesibukan sambil nunggu panggilan.
Aku pun pergi kesana. Ku temui pemilik bimbel, lalu beliau mengatakan bahwa di tempatnya belum membutuhkan guru lagi. Kemudian beliau memberi tahu bahwa ada sekolah yang sedang membutuhkan guru matematika dan penjaskes.
Selang beberapa hari setelah pertemuan itu, aku mengantarkan lamaran ke sekolah yang telah di rekomendasikan oleh pemilik bimbel itu. Setelah beberapa hari, aku mendapat sms untuk mengikuti tes di sekolah itu.
Saat tiba waktunya tes, aku nyaris tidak prepare sama sekali. Aku teringat dengan tes sewaktu di sekolah sebelumnya. Tidak terlalu rumit dan menguras otak. Oleh sebab itu aku santai saja. Hhehe.. Namun ketika aku menjalani, ternyata berbeda jauh. Ini lebih susah dari yang sebelumnya. -____-
Tapi Alhamdulillahhhhhhhh... aku lolos lagi. ^_^
Ketika sudah tandatangan kontrak, pemilik bimbel yang kemarin itu menelpon saya dan mengabarkan bahwa SMK di dekat rumahnya sedang membutuhkan guru matematika. Namun aku menolaknya karena aku sudah tandatangan kontrak dan full time pula. Jadi tidak ada celah untuk mengajar di tempat lain. Kemudian ada 2 sekolah yang dulu aku sempat memasukkan lamaran dan memanggil aku untuk tes. Dan lagi-lagi aku mengatakan tidak bisa alias menolaknya. Beberapa hari kemudian pemilik bimbel menelpon lagi dan mengatakan bahwa di tempatnya sedang membutuhkan guru. Lalu aku bertanya jam berapa mulainya, ternyata jam 4 sore. Jelas aku tidak bisa. Aku baru di izinkan pulang jam 4 sore. Sedangkan di bimbel itu mulainya jam 4 sore. Ah lagi-lagi aku menolak. -____- Yahh namanya juga hidup.
Sempat terbesit di benakku, di saat yang lain mengeluh kesusahan mencari sekolah, bahkan ada yang sampai menganggur hingga setahun setelah lulus. Aku malah diberikan pilihan-pilihan oleh Allah. Aku diberi kesempatan oleh Allah untuk memilih. Hal itu tidak terjadi begitu saja. Ada rahasianya yaitu merutinkan dhuha 8 rakaat, shodaqoh, dan perbanyak doa. :)
Ini ceritaku, apa ceritamu? :p